Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

KEJADIAN UNIK DI KERETA API "NENEK DI TOILET"

KA Kertajaya berhenti di Stasiun Cirebon Prujakan

Nenek nenek dalam Toilet Kereta Api - Ada banyak hal unik terjadi selama perjalanan saya di kereta api selama lima tahun menjadi PJKA, namun hanya ada dua yang saya angkat di artikel salah satunya adalah kejadian yang saya alami barusan pada tanggal 31 Maret 2016. Sedangkan kejadian sebelumnya adalah PENUMPANG GELAP di kereta api yang saya alami sekitar 2 tahun yang lalu. 

Kemarin tidak seperti biasa saya pulang pada hari Kamis karena istri di rumah mengabarkan anak kedua saya sedang sakit. Seperti biasa saya selalu memilih tempat duduk idola yakni di bangku dengan nomer 1-2 A dan B atau 23-24 D dan E, kaki saya bisa selonjor bebas lantaran tempat duduk di depan saya tidak berpenghuni dari awal start di stasiun Pasar Senen, sempat sebentar mengobrol dengan cewek di depan saya yang ternyata salah gerbong, mungkin karena dia tidak atau belum terbiasa membaca tiket kereta api, dan akhirnya bangku yang dihuninya ternyata kosong dan dengan nyaman menjadi tempat peraduan kedua kaki saya. 

Sempat cap cis cus dengan kedua penghuni bangku sebelah dan depan saya, kita bertiga sama-sama ketiduran sampai di Stasiun Jatibarang, dan seperti biasa 35 menit kemudian kita sampai di stasiun Cirebon Prujakan. Kereta akan berhenti di stasiun ini kira kira 10 menit untuk pergantian masinis dan mengisi air untuk toilet, ini kesempatan bagi penumpang untuk turun sebentar hanya sekedar meluruskan kaki, merokok atau membeli nasi rames dan tentunya empal gentong khas cirebon, ada dua warung yang selalu menjadi tujuan utama para penumpang yakni di sisi sebelah Barat Stasiun. Lokasinya akan dekat dengan gerbong no 1 dan 2 dari kereta jika anda berhenti di Stasiun Cirebon Prujakan. 

Jadi jangan kaget bila anda naik kereta dari Jakarta dan berhenti di Cirebon anda akan melihat penumpang berlari berhamburan dari dalam gerbong berebutan memesan nasi bungkus di warung tersebut. Nasi "empal gentong" anda dapat seharga 16 ribu rupiah walaupun sebenarnya bukan empal karena kebanyakan lauknya adalah jeroan ati ampela dan babat serta usus isinya, sedangkan nasi rames dengan bermacam variasi lauk bisa anda tebus dengan harga paling murah 12 ribu rupiah disertai satu plastik kecil air putih. Ini tentunya lebih murah daripada nasi rames dan nasi goreng RESKA seharga 20 ribu rupiah yang "minim porsi dan rasanya" hehehe. 

Setelah bungkusan nasi rames saya dapat, saya sempatkan dulu.menghisap sebatang rokok di depan gerbong, namun sekilas pandangan saya ke arah toilet di belakang gerbong saya. Ada nenek nenek dengan santainya duduk di lantai toilet kereta yang basah. Saya mulanya hanya cuek hingga ada seseorang yang mencoba berkomunikasi dengan nenek tersebut. Namun responnya tidak terlalu mendalam. 
Nenek nenek duduk dalam toilet kereta api Kertajaya
Kebetulan ada seorang kondektur muda melintas di depan saya, saya tegur seraya menunjuk ke arah toilet tempat dimana nenek tersebut duduk manis. Ternyata respon dari kondektur tersebut sangat bagus, dia dan saya menghampiri nenek tersebut dan mencoba berkomunikasi, gerangan apakah yang terjadi ternyata dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar dia mengatakan bahwa dia menunggu keluarganya yang ada di gerbong 6 atau 7 mungkin karena sudah pikun untuk membawakannya tissue, maklum sang nenek habis buang hajat. 

Sejenak saya berpikir, tadi selepas dari Stasiun Jatibarang lewat pengeras suara yang kini terpasang di setiap gerbong kereta ada seorang ibu dengan nama Sumaiyah yang sedang mencari keluarganya yang berada di gerbong lain. Pikir saya mungkin nenek inilah yang bernama Sumaiyah. Berarti sudah hampir 35 menit lamanya beliau duduk di lantai toilet yang basah karena waktu tempuh Jatibarang ke Cirebon Prujakan kurang lebih adalah 35 menit, dan yang mengenaskan pihak keluarga tidak menyadari bahwa sang nenek sedang mencari mereka. 
Nenek nenek duduk dalam toilet kereta api Kertajaya

Saya hanya menyarankan kepada sang kondektur muda tersebut untuk mencari keluarga sang Nenek, agar nenek tersebut dapat segera bertemu dengan mereka. Sang kondektur berlari ke arah gerbong 6 dan 7 untuk mencari tahu keberadaan sang nenek, tak lama kemudian datang ibu ibu berusia 30 tahunan dengan rasa kaget mengetahui keberadaan nenek tersebut sambil berkata "Oalah Mbah Mbah"

Saya menyarankan pada sang kondektur agar mencoba menyatukan bangku sang nenek dan keluarganya yang terpisah agar mudah dalam pengawasan dan tidak merepotkan orang lain. Segera si nenek dituntun perlahan kembali ke kursinya sementara sang kondektur mencoba mencarikan kursi untuk sang nenek agar bisa duduk berdampingan dengan pihak keluarganya.

Ah, indahnya jika kita semua memiliki rasa simpati kepada sesama tanpa memandang apapun. Dan salut buat sang kondektur muda, pekerjaan anda tidak hanya mengontrol tiket penumpang Mas, namun lebih dari itu memastikan semua penumpang yang dalam pengawasan anda selama perjalanan dapat terjamin kenyamanan dan keselamatannya. Sekian dan sore yang indah di Cirebon, 31 April 2016.





Tags: "TIPS JITU" CARA DAPETIN TIKET KERETA API LEBARANBAYAR TIKET KERETA DI ATM BCACARA CETAK TIKET KERETA SENDIRIHAL PENTING PADA PEMESANAN TIKET SECARA ONLINEPEJUANG PJKAKEJADIAN UNIK DI KERETA APILARANGAN DI DALAM GERBONG KERETA APITips Naik Kereta Api Ekonomi Jarak JauhAlasan Kenapa Naik Kereta Api lebih AsyikCara Membatalkan dan Merubah Jadwal Tiket KeretaTips Memilih Kursi Favorit di Kereta Api

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more