Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Mobil Omprengan dari RS Harapan Kita ke Bitung dan Balaraja


Beberapa bulan yang lalu karena dilakukan razia oleh Gubernur Jakarta lewat dinas perhubungan karena tidak memiliki izin resmi angkutan umum plat hitam atau omprengan ini sempat menghilang dari daerah seberang RS Harapan Kita tepatnya di dekat jembatan penyeberangan halte Transjakarta. 

Sebelum ada pesaingnya yakni bus Trans Citra Raya dan Elf Kuning Telaga Bestari mobil omprengan ini selalu penuh sesak pada jam 6, 7 ,dan 8 pagi. Omprengan ini berangkat dari seberang RS HARAPAN KITA menuju Bitung Tangerang dan terakhir di Balaraja. Dengan ongkos 10 ribu rupiah untuk tujuan Bitung dan 12 ribu rupiah untuk Balaraja. 

Angkutan ini dulu dan mungkin sampai sekarang banyak dinaiki oleh pedagang-pedagang baju dan pakaian yang selesai kulakan dari pasar Tanah Abang. Mobil yang biasa dipakai adalah sejenis carry dengan kursi yang telah dimodifikasi seperti angkot yakni penumpang saling berhadap-hadapan. 

Sekarang nasib mereka memprihatinkan karena walaupun telah NGETEM lama penumpang pun tidak akan penuh seperti dulu. Paling banter 4-6 orang saja biasanya akan ada penumpang tambahan belokan yang mengarah masuk ke jalan TOL Jakarta Tangerang. Waktu tunggu atau ngetem yang lama mungkin menjadi alasan banyak penumpang akhirnya memilih naik angkutan lain baik itu ELF kuning, bus Trans Citra Raya dan bus besar yang mengarah ke Rangkasbitung dan Merak dengan tarif yang kurang lebih hampir sama.

Saya sendiri kadang masih menggunakan omprengan atau angkot ini jika ingin ke Bitung Tangerang itupun jika terpaksa dan memang angkot itu sudah akan berangkat. Mungkin karena stress atau pusing memikirkan penumpang yang makin lama makin sepi.
Sebenarnya saya agak kuatir naik angkutan ini karena cara sopir menyetir mobil terkesan ngawur dan ngebut di jalan Tol, kadang juga setelah hampir sampai di Bitung saya diturunkan di atas tol Bitung dan terpaksa turun ke bawah dan berjalan kaki sampai di Kolong Bitung. Alasannya klasik yakni macet dan mengejar waktu untuk cepat sampai di Balaraja. 

Hal ini juga berlaku sama bagi angkot atau omprengan dari Bitung dengan tujuan Kebon Jeruk dan relasi atau kembali lagi ke arah Tangerang. Kini sepi sudah penumpangnya karena waktu NGETEM cukup lama sehingga kesabaran penumpang habis, dan lebih memilih naik angkutan lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more