Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Pengalaman Naik Pesawat ATR72 500/600


Saya sudah beberapa kali naik pesawat yang menggunakan baling baling atau turbo propeller istilah kerennya. Tapi baru berkesempatan naik pesawat jenis ini lagi minggu kemarin. Pesawat ini biasa digunakan pada penerbangan jarak pendek karena alasan hemat bahan bakar dan efisiensi, karena jumlah penumpang pesawat yang sedikit dan juga cocok untuk mendarat di lapangan udara kecil dan pendek running way nya. 

Tujuan saya kali ini adalah dari bandara Juanda di Sidoarjo (SUB) ke bandara Adisumarmo di Boyolali (SOC). Jadwal penerbangan adalah jam 6 pagi dari Juanda dan waktu penerbangan kurang lebih 50 menit saja. Saya mungkin penumpang yang beruntung karena flight saya pagi sekali, saya lihat di pintu masuk bandara Juanda terminal 1B, penumpang mulai masuk ke area check in namun ketika saya lihat di papan elektronik banyak jadwal penerbangan yang delay oleh maskapai yang satu ini. 

Jam 5 pagi lebih sedikit  saya sudah check in di counter dan saya masuk ke gate boarding. Jam setengah 6 saya mulai gelisah karena tidak ada panggilan penumpang untuk masuk pesawat. Namun kegelisahan saya bubar tatkala counter service meminta penumpang pesawat tujuan Solo untuk segera naik. Juta terlebih dahulu naik bus untuk menuju apron pesawat ATR tersebut, ternyata pesawat parkir dekat dengan area parkir helikopter dan pesawat jenis kecil lainnya. Penumpang saya lihat hanya di.kisaran 20 orang saja, konfigurasi duduk pesawat ATR72 500 ini adalah 2/2 kanan kiri. Saya sendiri duduk di kursi 6C, nomer kursi B dan D sengaja dilewati entah apa maksudnya. Sebelah saya rupanya sudah terisi orang dan ternyata posisi kami tepat sebelah lokasi baling baling pesawat.



Sejurus kemudian senyum manis pramugari berkata maukah kita berdua pindah di posisi kursi paling depan dekat dengan pintu darurat, tanpa ba bi bu saya mengiyakan. Namun orang sebelah saya tetap pada tempatnya dan tidak mau pindah. Tak lama setelah pintu ditutup pramugari memberikan arahan dan petunjuk keselamatan selama penerbangan. Kemudian dia menarik tempat duduknya yang ternyata berada di tengah lorong pesawat dimana terlebih dahulu dia harus menarik kursinya. Lumayan lah selama beberapa menit bisa melihat wajah manis pramugari tersebut hahaha. 

Ternyata suara baling baling pesawat dan getaran pesawat tidak terlalu terdengar dan terasa dibanding pesawat besar dengan mesin turbo jet seperti yang biasa saya naiki. TAKE OFF pun mulus tanpa hambatan, berhubung bangun terlalu pagi sepanjang perjalanan yang tidak lebih dari 40 menit, saya tertidur dan terbangun saat pesawat akan mendarat di Solo. Setelah proses approach landing kurang lebih 5 menit pesawat mendarat dengan mulus di bandara Adisumarmo. 


Dengan harga tiket penerbangan kurang lebih 350 ribu dan waktu tempuh sekitar satu jam naik dan turun pesawat, saya kira WORTHED lha, sebagai perbandingan tiket bus PATAS Surabaya Solo sekitar 85 ribu dengan waktu tempuh 6 jam, sedangkan kereta bisnis dari Surabaya ke Solo di kisaran 150- 200 ribu rupiah dan kelas eksekutif di kisaran 250 ribu rupiah dengan waktu tempuh 4.5 jam.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more