Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Tradisi Bersih Desa dan Sedekah Bumi

Gunungan untuk acara Bersih Desa

Indonesia yang kaya ragam budaya dan suku bangsa memang menarik bagi wisatawan asing. Namun lambat laun tradisi dan adat terkikis sedikit demi sedikit oleh apa yang dinamakan Modernisasi. 

Tulisan saya ini sedikit banyak mungkin terinspirasi dari cerpen karya Moh. Sobary yang berjudul Bersih Desa. Di kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo sebagai daerah penyangganya sudah sangat sulit menemukan upacara atau ceremoni Bersih Desa atau Sedekah Bumi ini, maklum apa yang harus dibersihkan juga warga desa atau kampung sendiri juga tidak paham. Apalagi sedekah bumi karena lahan pertanian dan sejenisnya sudah  berkurang atau bahkan tidak ada. 


Namun tidak di daerah dekat tempat tinggal saya yakni daerah Krian Sidoarjo. Acara Bersih Desa ini rutin dilakukan menjelang bulan Puasa dan Maulid Nabi. Kedengarannya unik karena momen momennya dipaskan dengan hari keagamaan. Namun bagi warga tidak jadi masalah. Di tengah gempuran budaya asing, acara rebutan gunungan atau sesaji besar berupa tumpeng besar yang diisi macam macam hasil bumi masih menjadi favorit. Dimulai dengan acara karnaval dan drumband dari masing masing sekolah yang ada di wilayah kelurahan kemudian pawai sederhana mampu memberikan warna sendiri di tengah modernisasi jaman.

Peran serta perangkat desa memang sangat vital dalam hal inspek, maklum status pemimpin desa disini adalah kepala desa yang dipilih langsung rakyat bukan lurah yang merupakan pegawai pemerintahan. 

Secara budaya harus dipahami bahwa bersih desa dan sedekah bumi adalah ungkapan warga desa atas panen melimpah selama satu tahun terakhir yang secara spiritual juga bisa dipahami sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkat dan karuanianya kepada warga desa.

Sedangkan rebutan GUNUNGAN atau sesajen berupa hasil bumi kalau saya sendiri memaknai adalah untuk mendapatkan salah satu hasil bumi tersebut warga desa harus bekerja keras itupun bisa diartikan bahwa di tahun depan mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang serupa dengan tahun ini atau kalau bisa melebihi. 

Makna makna mendalam yang terdapat dalam ritual tradisi ini seringkali dianggap bertentangan dengan spiritual keagamaan, padahal menurut saya pribadi tidak. Karena ini adalah perwujudan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melakukan sedekah bumi dan bersih desa tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda