Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Makan Enak tak berarti harus Mahal


Tiga bulan berlalu hari hariku kini ramai bersama keluarga kecilku. Selepas merantau hampir 5 tahun lebih di Jakarta untuk mencari nafkah bahkan si kecil pun terpaksa harus kutinggalkan dan tidak kutunggui saat kehadirannya di dunia ini. Kini canda dan tawa mewarnai hari hariku. 

Kini jarang sekali aku makan di luar rumah kecuali jika ada pekerjaan di luar kota. Masakan istri mau tak mau kunikmati untuk menghindari mulut bawelnya xixixi. Jujur setelah merasakan beratnya mencari uang, makanan apapun bakal aku santap habis. Bahkan nasi sisa kemarin yang belum basi aku habiskan.

Soal menu jangan ditanya,  saya selalu menyarankan ke istri masak makanan yang anak kita suka,  kita hanya mengikuti saja.  Dan yang menjadi masalah adalah kedua anak saya super duper susah kalo urusan makan. Padahal masakan umiknya tidaklah terlalu buruk mungkin hanya kurang variasi saja dalam penyajiannya. 

Namun terkadang kita berdua punya masakan idola yang hanya orang tua saja mau memakannya karena pedas.  Ya,  penyetan sambal adalah makanan paling enak bagi kita berdua. Entah itu ikan asin, ikan teri, tahu,  tempe dan telor kita buat sambal lalu kita penyet dengan ulekan.  Sedangkan untuk sayurannya saya lebih suka dengan kacang panjang mentah yang diiris kecil kecil. Atau kangkung yang direbus sebentar.

Ah, nikmatnya makan se cobek berdua si kecil hanya duduk diam mengamati kedua orang tuanya kepedasan. Ah, makan enak belum tentu harus mahal. 

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda