Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Tetangga Masa Gitu Sih "Oalah Yo Yo"

Tidak bisa dipungkiri saat ini kehidupan bertetangga terutama di kota besar nyaris kosong atau hampa. Tidak mengenal tetangga satu dengan yang lain, sibuk dengam urusan masing masing,  berangkat kerja pagi pulang malam sehingga nyaris tidak ada waktu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Saya hampir 5 tahun meninggalkan anak istri hidup mandiri di rumah yang notabene berada di satu cluster perumahan. Sedangkan saya sendiri harus mencari nafkah di ibukota. Saat awal menempati komplek perumahan tersebut, hanya beberapa unit rumah saja yang dihuni pemiliknya dan kita semua sangat rukun dan saling kenal. Kini sudah hampir 6 tahun sudah kondisi berubah, semua unit rumah sudah hampir dihuni.  Dan hampir semua orang baru saya nyaris tidak kenal. Maklum saja,  karena saya hanya pulang sekali dalam kurun waktu 2 minggu. Itupun waktu saya habiskan untuk keluarga dan jarang sekali saya ngobrol atau "melekan" dengan tetangga.

Istri saya walaupun tidak terlalu aktif di komplek perumahan, namun setiap kali ada arisan, mengunjungi tetangga yang sedang sakit ataupun melahirkan tak pernah luput ia lakukan.  Bahkan kadang memimpin membaca doa Yasin setiap malam Kamis.

Namun itulah dalam kehidupan bertetangga ada pasang surutnya,  kadang kita mengalami sedikit masalah dengan tetangga kita,  rumah saya berada di bagian pojok gang dan sebelah persis adalah tanah kosong milik perumahan.  Seringkali tetangga kanan kiri membuang sampah hasil pangkasan tanaman seperti mangga dan jambu mereka di tanah kosong tersebut. Ada yang kadang hatinya lagi "baik" dibakarnya sampah tersebut, namun kebanyakan hanya ditumpuk begitu saja. Saya tidak pernah mengeluh dan protes apalagi memaki maki mereka,  kadang kalo saya sedang rajin,  saya bakar sampah buangan tetangga tersebut. Namun istri saya yang seringkali protes akan hal tersebut,  pernah suatu saat dia menegur tetangga agar membuang tebasan pohon tersebut jauh ke tengah dan tidak di depan.

Namun saya bersyukur tidak bersebelahan persis dengan tetangga satu ini,  berjarak hanya 4 rumah saja dari tempat tinggal saya. Entah apa pekerjaan dan bagaimana wajahnya saya tidak tahu, yang pasti dia dibayar oleh pajak yang saya bayar ke negara. Empat buah motor gede plus dua buah mobil yang  lumayan mewah ada di rumahnya. Entah dia punya side job sebagai montir motor atau apalah, setiap pagi selalu menggeber gas MOGE nya keras keras tanpa pernah punya pikiran dia punya tetangga atau tidak.

Kalo mau pamer saya rasa tidak juga,  saya rasa tetangganya orang yang berkecukupan semua. Tak puas dengan motornya,  mobil mewahnya pun knalpot nya dibikin sedikit agak bocor mirip mungkin dengan otaknya sehingga suaranya menggelegar dan membuat takut balita balita tetangga.

Satu hal yang baru saja saya alami,  beberapa hari terakhir saya sedang mengecat kembali rumah dan istri tidak bisa menjemur pakaian di depan rumah sehingga dipindah ke tanah kosong sebelah tembok tetangga,  selang dua hari saya baru menyadari hal tersebut. Saya tegur istri agar tidak menaruh jemuran di tempat tersebut dan memindahkannya dekat dengan tembok rumah saja.  Dasar istri saya agak bandel dia tidak mengindahkan teguran saya.  Ahaaa dan benar saja, pagi ini istri saya sambil cemberut berkata kepada saya,  di tembok tetangga tersebut dipasang karton bertuliskan "Dilarang Menjemur Pakaian Disini".

Ah Tetangga Masa Gitu Sih.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda