Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SEJENAK MENCIUM "AROMA MISTIS" DI PEMANDIAN JOLOTUNDO TRAWAS

Pemandian Jolotundo Trawas
Nama pemandian ini dulunya sering terdengar, namun rupanya apa yang ada di benak saya ternyata salah selama ini.  Awalnya saya mengira Jolotundo adalah air terjun yang lokasinya berada di sekitar Trawas Mojokerto namun ternyata salah, tempat ini sebenarnya merupakan komplek candi yang berupa pemandian atau "padusan" peninggalan kerajaan Kahuripan dengan rajanya yang terkenal prabu Airlangga. 

Saya kembali diingatkan akan tempat ini ketika salah mengambil jalan ketika hendak menuju pabrik di daerah Pungging Mojokerto yakni satu daerah yang merupakan jalur menuju ke Trawas. Ihwal dari salah jalan itulah saya bertanya pada orang setempat kemana saya mesti berbelok, dia mengatakan bahwa jalur yang saya lalui adalah menuju Jolotundo sedangkan jalur semestinya telah saya lewati. 

Komplek Pemandian Jolotundo Trawas

Kemudian saat akhir pekan bersama keluarga yang sama sama lagi BeeT ee mencoba mencari tempat hiburan. Mencoba menghindarkan kedua anak saya kecanduan untuk pergi ke Mall atau tempat perbelanjaan karena membuat mereka bersikap konsumtif macam ibunya hehehe. Maka sepakat kita berangkat ke pemandian tersebut, berbekal aplikasi google Map jalur yang kita lalui sangat mulus walaupun terkadang menyempit, di beberapa kilometer terakhir jalanan mulai terasa menanjak. 

Jalur ke wisata ini jika anda berangkat dari Sidoarjo atau Surabaya ambil yang mengarah ke Mojosari,  dari tugu di tengah kota tersebut anda bisa lurus ke arah Pacet atau belok ke kiri sama saja. Yang pasti tujuan anda biasanya terkait dengan nama PPLH Seloliman Trawas dimana lokasi pemandian ini berada dengan PPLH tersebut. 

Jalanan akhir menuju lokasi cukup berat dan menanjak hampir 45 derajat, jalanan yang licin karena gerimis siang itu sedikit membuat mobil saya merengek ditambah saya lupa mengoper ke gigi satu,  hampir saja mobil saya mundur di jalur terjal tersebut,  istri dan anak saya menjerit jerit karena hal itu. 
Lokasi parkir atas Pemandian Jolotundo

Sesampai di lokasi,  area parkir utama yang disediakan tidak terlalu besar bisa dibilang sempit malahan karena hanya bisa menampung 10 mobil saja. 

Nampak hanya ada dua atau tiga buah warung saja yang menyediakan makanan siap saji dan tradisional. Namun yang menarik perhatian saya adalah ada satu warung yang menjual jerigen air plastik berwarna putih.  Hmm untuk apakah gerangan? 
Loket pembelian tiket masuk
Tiket masuk Pemandian Jolotundo

Beranjak menuju tempat penjualan tiket, harga tiket berbeda untuk dewasa dan anak-anak namun anak berusia dibawah lima tahun tidak dipungut biaya. Tiket masuk ke pemandian Jolotundo ini adalah Rp 10.000,- untuk dewasa dan Rp 7.500,- untuk anak-anak, sedangkan parkir mobil Rp 5.000,-.

Lokasi wisata petirtaan Jolotundo ini berukuran tidak terlalu besar, sebagai pusatnya adalah kolam dan pemandian yang terletak persis di tengah atas komplek candi. Komplek ini terbagi atas satu bangunan candi yang masih asli dan dilindungi karena berada dalam satu bangunan permanen seperti rumah kecil dan di depannya ada runtuhan batu batu kecil bekas altar kelihatannya dan pemandian itu sendiri, dimana ada kolam besar berisi ikan warna warni yang konon ratusan ikan penghuni kolam candi tersebut adalah penjelmaan dari pengawal raja. 


Kolam ikan didalam area pemandian

Dalam area pemandian pengunjung dibolehkan masuk ke dalamnya untuk mandi atau cuci muka namun dilarang menggunakan shampo atau sabun karena akan meracuni ikan dalam kolam. 

Sekilas saya lihat bangunan pemandian bukan bangunan asli melainkan bangunan baru hasil pemugaran dan renovasi,  yang menjadi keprihatinan saya adalah pengunjung dengan seenaknya naik turun bangunan pemandian tanpa ada rasa takut akan jatuh atau merusak bangunan candi.

Ruangan berisi puing puing bangunan asli Candi Jolotundo

Banyak orang yang membawa jirigen air putih dan mengisinya di sumber air kolam,  sedikit saya cuci muka dan minum menggunakan air tersebut rasanya segar sekali dan fresh bahkan jauh lebih segar dibanding air minum kemasan apapun. Rupanya sudah terjawab pertanyaan saya kenapa di depan ada warung yang khusus menjual tempat air tersebut. [Simak Misteri dibalik Air Petirtaan Jolotundo]


Jirigen putih berisi air dari mata air petirtaan Jolotundo
Di sebelah atas kanan dan kiri bawah terdapat pendopo kecil dan beberapa gazebo tempat pengunjung bisa istirahat sejenak.  Komplek pemandian itu dikelilingi oleh pepohonan rindang di sekitarnya. Bahkan ada satu pohon besar yang letaknya ditengah yang saya pikir dijadikan tempat pemujaan. Bau harum kemenyan terasa menusuk hidung disini,  dari informasi yang saya dapat saat minum kopi di warung luar saat malam Jumat Kliwon tempat ini akan penuh oleh pengunjung yang hendak ziarah atau melakukan ritual mencuci pusaka.

Pohon tua di lokasi pemandian Jolotundo
Ada juga rumor yang berkembang bahwa jika kita rutin mandi, cuci muka atau minum dari mata air pemandian Jolotundo ini akan membuat awet muda. Entah benar atau tidak saya kurang tahu, yang pasti air yang bersumber langsung di pegunungan tentunya akan memiliki efek bagus untuk metabolisme tubuh kita. Ada juga informasi yang menyebutkan bahwa air dari sumber Pemandian ini memiliki kualitas paling jernih dan bersih di dunia, entah ini benar atau tidak saya kurang tahu.

Entah apa yang pengunjung lain lakukan saya hanya menganggap tempat ini adalah wisata sejarah yang wajib dipelihara dan dilestarikan. Yang pasti tempat ini bisa anda jadikan lokasi tujuan liburan anda di akhir pekan,  murah meriah tentunya.


INCOMING SEARCH TERM

  • Bus Surabaya Mojokerto
  • Kerajaan Mojopahit
  • Candi sisa kerajaan Mojopahit
  • Museum Trowulan
  • Candi Brahu
  • Patung Budha Tidur
  • Trowulan Mojokerto


Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more