Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

"Tahu Campur" Kuliner Khas Surabaya yang Mulai Tersisih

Pedagang Tahu Campur dan gerobak dorongnya
Di wilayah Surabaya dan sekitarnya makanan yang satu ini mungkin masih bisa ditemukan namun keberadaannya kini mulai tersisih dan tergerus jaman. Ya, salah satu kuliner yang menjadi ciri khas kota Pahlawan ini diberi nama tahu campur

Makanan ini berbahan baku atau terbuat dari, gorengan mirip combro terbuat dari singkong, tahu goreng diiris tipis,  mie kuning, toge panjang, selada air, dan irisan daging sapi yang terbalut tulang muda, krupuk,  serta bumbu khas dengan campuran petis udang.

Dahulu saat Surabaya masih di tahun 80-an di kala saya masih berusia 7 tahunan pedagang tahu campur masih menjajakan dagangannya dengan dipinggul. Penjual menggunakan bambu untuk memikul dua bakul besar, dimana satu berisi kompor tanah liat berbahan baku arang dan satunya adalah berisi piring serta perlengkapan dan bahan baku lainnya.  

Tahu Campur
Pedagang mulai menjajakan tahu campur berkeliling dari kampung ke kampung di Surabaya bagian Utara yang saat itu masih terpencil. Belum banyak rumah seperti sekarang,  suasana masih sangat sepi dan tenang. Hanya dengan berteriak "Pur Campur" dan memukul piring dengan sendok, maka teriakan tersebut akan terdengar dari satu gang ke gang lainnya.

Saya lupa lupa ingat berapa harga sepiring tahu campur saat itu mungkin 200 rupiah di saat harga sekilo beras masih 750 rupiah. Disajikan masih hangat dan tidak lupa minta sambal yang banyak, hmm maka rasa hangat pedasnya akan mengusir dinginnya badan saat musim hujan. 

Tahu Campur
Kini sepiring tahu campur berharga 10 ribu rupiah. Namun banyak perubahan saya kira dirasanya dan bahan baku yang digunakan terutama di singkong goreng atau jemblem orang Surabaya menyebutnya dan bahan baku daging muda dengan tetelan tulang. Kini kebanyakan daging lemak yang digunakan sebagai bahan baku utamanya. 

Hanya jika saya beruntung saja bisa menemukan kembali penjual tahu campur dengan rasa original, atau memang sengaja datang ke beberapa penjual yang sudah kondang. Seperti salah satunya di daerah dekat Pacar Keling saya lupa nama warung penjualnya. 

Ahh bagi saya makanan atau kuliner khas setiap daerah punya keunikan sendiri yang tak kalah enak dengan masakan modern seperti saat ini. Simak juga kelezatan Semanggi Suroboyo dan Lontong Balap di artikel berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more