Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Candi Dermo "Peninggalan Sejarah Bangsa yang Terlupakan di Sidoarjo"

Candi Dermo, Wonoayu Sidoarjo

Anda bisa saja terkecoh dengan nama diatas. Nama tersebut adalah sebuah desa di daerah Wonoayu dekat Krian kabupaten Sidoarjo. Namun sebenarnya Candi Dermo juga nama sebuah candi peninggalan bersejarah yang saya sendiri kurang tahu tentang asal usulnya. Dari sumber Wikipedia saya dapatkan bahwa letak candi ini adalah di dusun Santren,  Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

Sore itu saya sengaja jalan-jalan ke lokasi tersebut yang kebetulan terletak tidak terlalu jauh dari rumah. Hanya berjarak kurang lebih 5 km dari pasar Krian. Anda bisa cari lokasi pastinya di Google Map. Dari pasar Krian anda lurus saja ke arah Surabaya dan di dekat pabrik gula di daerah Kemasan yang sudah tidak beroperasi bahkan tidak kelihatan puing-puingnya anda lurus sedikit lalu belok ke kanan dimana di sisi kiri jalan adalah sungai yang mengarah ke desa Junwangi. 

Susuri saja jalanan tersebut hingga anda menemukan papan petunjuk jalan dimana jika anda belok ke kiri ke arah Keboharan, lurus ke Sidoarjo kota dan ke kanan ke arah Wonoayu. Anda belok ke kiri menyeberangi jembatan dan setelah melewati jembatan itu langsung belok ke kanan sekitar 50 meter,  sebelum sekolah dasar ada gang kecil anda masuk saja ke dalam. Dari gang kecil itu nampak bangunan candi yang sudah tidak utuh dan ditopang kayu kayu. Di gang kecil itu terdapat perkampungan kecil yang terdiri dari beberapa rumah saja. 




Setelah berada tepat di depan bangunan bersejarah itu nampak sebuah candi dengan kesan kuno namun sangat memprihatinkan keadaannya. Bangunan atas candi telah banyak yang runtuh dan dimakan usia. Nampak kayu kayu penopang ditempatkan di sisi badan bangunan, mungkin candi ini dalam tahap pemugaran atau hanya sekedar penopang supaya candi tidak runtuh saya kurang tahu pasti. Tak ada sumber informasi yang bisa saya tanya saat itu. 

Dari wikipedia juga saya kutip bahwa candi ini memiliki ukuran 10,48 x 10,77 x 13,50 m dengan luas hanya 20x20 m. Sebenarnya ada bangunan lain yang lebih besar pernah dibangun di dekatnya namun sudah lapuk dan hancur dimakan zaman.  Bekas puing-puingnya kini dijadikan pemukiman warga.  

Candi bercorak Hindu ini sebenarnya adalah gerbang atau gapura ke bangunan suci, seperti saya jelaskan diatas bahwa bangunan primernya telah rusak. Saya kutip dari (lailun9664.blogspot.com) bahwa Candi Dermo adalah salah satu candi yang dibangun pada Masa kerajaan Majapahit, pada wangsa Raja Hayam Wuruk. Candi klasik ini berdiri pada tahun 1353 dibawah pimpinan Adipati Terung yang sekarang makamnya terdapat di Utara Masjid Trowulan. 

Pemugaran candi peninggalan abad 14 ini pernah dilakukan pada waktu penjajahan Belanda sekitar tahun 1905-1915. Sedangkan oleh pemerintah daerah rencananya akan dipugar pada tahun 2014 kemarin lalu mundur entah sampai kapan. 

Saya hanya bisa menangis dalam hati melihat kondisi bangunan peninggalan nenek moyang kita itu. Terdapat satu pos kecil di sisi sebelah kiri candi mungkin pos penjaga atau juru kunci sedangkan agak di sebelah kanan terdapat pemakaman umum warga. Istri dan anak saya tidak memberikan kesempatan lebih lama untuk mengeksplorasi tempat bersejarah tersebut karena hari sudah menjelang maghrib.  

Sinar matahari dari arah barat mulai meredup,  sekilas kesan kuno, tua dan hawa magis meliputi area sekitar candi. Sempat saya abadikan beberapa bidikan ke arah candi dengan menggunakan kamera ponsel. Ah, saya kesini hanya untuk mengunjungi dan mengagumi bangunan peninggalan bersejarah bukan bermaksud yang aneh.

Hanya sekedar saran dan tembusan saja kepada dinas kebudayaan propinsi Jawa Timur atau kabupaten Sidoarjo. Jangan biarkan peninggalan bersejarah milik nenek moyang kita terbengkalai dan lapuk dimakan zaman.  Masak iya tidak ada dana mencukupi untuk biaya pemugaran sebuah candi kecil dari kas pembangunan propinsi atau kabupaten. 

Izinkan anak cucu kita kelak bisa melihat apa yang telah ditinggalkan oleh nenek moyangnya.  Buat kepada mereka satu saksi sejarah dan kebanggaan bahwa nenek moyang mereka pernah berjaya menyatukan Nusantara. Kalau tidak ada dana pemugaran yang mencukupi harusnya ada ide kreatif lainnya mungkin dengan meminta bantuan donatur pasti tidak sedikit yang bersedia memberikan dana bantuannya.

INCOMING SEARCH TERM

  • Bus Surabaya Mojokerto
  • Kerajaan Mojopahit
  • Candi sisa kerajaan Mojopahit
  • Museum Trowulan
  • Candi Brahu
  • Patung Budha Tidur
  • Trowulan Mojokerto


Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more