Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

TERMINAL TIRTONADI SOLO "DAHULU DAN SEKARANG"

Terminal Tirtonadi Solo

Nama terminal di kota Solo ini sama dengan judul lagu dari Didi Kempot yakni Terminal Tirtonadi. Beberapa tahun yang lalu saya sempat sering lalu lalang di terminal bus ini saat masih belum di renovasi, saat di renovasi dan sekarang di saat terminal baru telah megah berdiri.

Kurang lebih 2 atau 3 tahun yang lalu terminal ini masih kelihatan kumuh, jorok seperti kebanyakan terminal bus di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu pemerintah kota menganggarkan dana yang cukup besar untuk merenovasi terminal tersebut. Seingat saya hanya butuh waktu kurang lebih dua tahun saja terminal baru Tirtonadi sudah berdiri kokoh.
Terminal Tirtonadi saat dalam tahap renovasi
Dahulu calon penumpang akan kesulitan untuk mendapatkan tempat istirahat menunggu bus karena jumlah kursi di ruang tunggu yang terbatas. Apalagi di saat saat libur panjang seperti Lebaran dan Tahun Baru. Apalagi saat musim penghujan, penumpang akan kehujanan saat akan naik ke bus atau saat akan masuk ke area terminal.

Kini, calon penumpang bisa dengan nyaman menunggu bus bus favoritnya tanpa harus kepanasan dan kehujanan. Ruang tunggu dilengkapi dengan bangku bangku panjang demikian juga dengan bangku-bangku besar kayu jati yang menghiasi selasar dan lorong lorong terminal.

Lorong bagian barat Terminal Tirtonadi Solo
Seringkali saat dini hari menjelang pagi saya merapat ke terminal ini dan hendak melanjutkan perjalanan ke arah Semarang melihat banyak calon penumpang yang kemalaman tidur dan istirahat dengan tenang di bangku bangku kayu tersebut. Tak ada rasa was-was dan khawatir karena banyak petugas Dishub dan Terminal berlalu lalang berjaga. 

Akan sering dijumpai beberapa tukang ojek, sopir taxi yang menawarkan jasanya kepada penumpang yang baru turun dari bus, namun kesemuanya saya melihat tidak berusaha memaksa dan memburu secara membabi buta penumpang.

Lokasi yang saya pikir aman dan nyaman adalah area dekat Masjid Al Musafir yang berada di sebelah kiri pintu kedatangan bus dan mengarah ke area tunggu bus yang hendak berangkat ke arah Selatan seperti Madiun, Surabaya dan sekitarnya.



Di dekat masjid Al Musafir ada semacam lounge area yang terbuka dengan bangku bangku besar dari kayu jati. Sedangkan untuk beristirahat didalam masjid tidak diperbolehkan, anda juga diwajibkan menitipkan tas atau barang bawaan anda di tempat penitipan saat sholat berjamaah berlangsung. Namun saran saya bawa tas kecil yang berisi barang-barang berharga, walaupun sebenarnya aman untuk menitipkannya disitu. Hanya untuk berjaga-jaga saja.

Fasilitas umum di terminal ini semuanya GRATIS alias free alias ora mbayar.  (sampai saat ini semua fasiitas di terminal Tirtonadi adalah Gratis). Termasuk toilet dan jasa penitipan barang di dekat masjid. Karcis peron juga belum diberlakukan menunggu peraturan daerah diterbitkan. Berbeda dengan terminal Tirtonadi simak artikel berikutnya "bisnis pesing berbau harum di terminal Bungurasih".



Fasilitas di terminal ini cukup komplit dari sekian banyak terminal bus yang pernah saya kunjungi. Ada counter khusus yang akan memberikan penerangan kepada calon penumpang. Ada layar monitor besar yang memberikan petunjuk bis bis apa saja yang beroperasi di tujuan tujuan tertentu. Ada counter penjualan tiket bus online, namun saya belum melihatnya beroperasi secara langsung. [simak fasilitas seperti airport di Terminal Tirtonadi Solo]



Warung-warung yang menjual makanan, pulsa telepon, jajanan khas Solo, serta minuman berjajar dan berderet di sepanjang lorong terminal. Saya pernah mencoba membeli segelas kopi panas dan sepotong gorengan harganya sama dan tidak lebih mahal kalau kita beli di warung pinggir jalan.

Secara kesuluruhan bisa saya bilang terminal ini yang terbaik di pulau Jawa untuk saat ini. Mudah mudahan apa yang telah terbangun ini tidak bermasalah ke depannya karena terminal ini dibangun oleh uang rakyat. Dan semoga operasional bisa maksimal seperti apa yang diharapkan banyak pihak terutama calon penumpang bus antar kota antar propinsi di kota Solo.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more