Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

OJEK ONLINE VS OJEK PANGKALAN


Pagi ini saya mendapatkan pengalaman menarik yang sayang untuk dilewatkan. Sesampainya di terminal Bungurasih seperti biasa saya turun di pintu kedatangan bus antar kota,  kemudian beringsut ke kiri di dekat ruko PT Gudang Garam daerah Medaeng.

Saat berjalan banyak ojek pangkalan menawarkan jasanya termasuk juga taxi taxi yang mangkal di sepanjang jalan tersebut. Sambil berjalan saya nyalakan aplikasi Gojek, aplikasi tersebut hanya berputar-putar mencari driver Gojek yang tersedia namun selama beberapa saat tak berhasil.

Akhirnya pesanan tersebut saya batalkan dengan alasan menunggu terlalu lama,  dan membuat pesanan baru hasilnya juga nihil,  hingga pesanan yang keempat rupanya keberuntungan menyertai saya, orderan saya ada yang pick up. Namun dari Maps saya lihat posisi driver lumayan jauh sekitar 10 menit dari tempat saya berada.  Tak apalah,  di kolom noted saya tulis depan ahli gigi seberang kantor Gudang garam.

Tak lama saya melihat pergerakan motor si driver di aplikasi saya.  Namun selang beberapa menit kemudian dia menelepon saya dan kembali menanyakan posisi saya tepatnya dimana? Saya jawab sesuai dengan yang ada di kolom remark.

Namun dia meminta saya beranjak agak jauh ke dekat pintu keluar bus dalam kota ini berarti saya harus berjalan 100 meter ke kiri. Mau tak mau saya harus melangkah ke tempat itu. Dan benar saja dia sudah menunggu ditempat itu bersama beberapa orang rekannya dan beberapa calon penumpang GoJek lainnya.

Kita pun meluncur ke arah bandara Juanda dan di tengah perjalanan saya menanyakan kenapa kok semakin jauh saja lokasi penjemputan di dekat terminal Bungurasih, jawabannya cukup jelas yakni gesekan dengan para ojek pangkalan yang merasa terusik rejekinya dengan kehadiran ojek online ini.

Sebenarnya sudah ada kesepakatan dari kedua belah pihak namun agaknya para pengopang atau ojek pangkalan menebarkan intimidasi kepada pengojek online yang mangkal di sekitar terminal bus terbesar di Jawa Timur itu.

Dari beberapa kesaksian pengemudi ojek online yang saya naiki di terminal Bungurasih tersebut ada yang menyebutkan pernah diintimidasi oleh tukang ojek pangkalan dan taxi yang mangkal di luar area terminal. Intimidasi itu berupa pengusiran, bentakan dan bahkan pemukulan oleh pihak ojek pangkalan. Padahal sebelumnya para pengojek online sempat menguasai daerah sekitar pintu masuk bus antar kota terminal tepatnya di depan ruko seberang kantor Gudang Garam.

Namun kini wilayah itu dikuasai oleh para ojek pangkalan sekarang,  secara jumlah sebenarnya ojek online lebih banyak dibandingkan ojek pangkalan. Entah kesepakatan apa yang menyebabkan para pengojek online akhirnya harus merelakan tempat mangkal itu kepada pengojek pangkalan. Saya hanya berharap kedua belah pihak mengenyampingkan ego masing masing dan tidak saling memusuhi satu dengan yang lain.

Bagaimanapun rejeki sudah ada yang mengatur,  percaya atau tidak di pasar banyak pedagang daging yang menjual barang dagangan yang sama, bahkan saling berdempetan lapaknya satu dengan yang lain namun diantara mereka pembeli akan membeli ke pedagang yang mereka suka dan secara hukum alam sudah ada yang mengatur kemana mereka hendak membeli.

Comments

  1. Ya itu memang sudah hukum alam.siapa yg tidak menguasai dunia akan tergerus jaman untuk kita mesti belajar dr kehidupan ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more