Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

9 JAM "DIGOYANG" SUGENG RAHAYU PATAS SEMARANGAN (BAGIAN 1)

Bus Sugeng Rahayu Patas Golden Star ngetem di terminal Terboyo
Jam lima lebih seperempat sore,  tak nampak juga bus EKA Semarang Surabaya di tempat parkir biasanya. Terminal Terboyo sore itu digelayuti mendung hitam tipis, ah mudah-mudahan saja hujan tidak turun sebelum bus ke Surabaya datang. 

Di warung angkringan langganan segelas kopi pahit dan beberapa potong gorengan menemani perbincangan dengan teman sejawat yang hendak pulang ke Bawen. 
Kolase bus SR Patas Semarangan
Sejurus kemudian nampak bus Sugeng Rahayu Patas lewat mengarah kedalam terminal. Hmm kok tumben,  mungkinkah bus EKA perpal dan diganti bus setelahnya yakni SR?

Pertanyaan saya terjawab ketika kondektur dan sopir bus,  mampir juga ke warung angkringan yang sama.  Saya iseng bertanya kepada kondektur, "Pak jam berapa bus akan berangkat? Jam enam kurang lima Mas,  maju,  maklum bus sebelumnya gak jalan alias Perpal". 

Tak lama kemudian keduanya kembali ke dalam terminal,  mungkin untuk istirahat sejenak melepas lelah. Beberapa menit kemudian kami pun menyusul, ketika hendak masuk kedalam bus kami dicegah oleh kondektur dan mengatakan bahwa lantai bus masih basah.


Suasana terminal Terboyo saat masih beroperasi
Terminal Terboyo (kini sudah ditutup operasionalnya) sore itu sepi, maklum bukan akhir pekan dan hari libur. Beberapa saat kemudian bus pun berjalan mundur namun ternyata tidak keluar terminal melainkan hanya berpindah tempat ke parkir bus SR seperti biasanya yakni di dekat bus-bus jurusan Tegal Pekalongan. [Derita Penumpang Karena Penutupan Terminal Terboyo]

Hanya beberapa orang saja yang naik dari tempat ini, 10 menit kemudian bus akhirnya berjalan meninggalkan area dalam terminal Terboyo. Beberapa orang naik dari ujung ke ujung terminal, tak nampak pula bus bus jurusan Semarang Solo seperti Safari, Raya, Taruna dll seperti biasanya. [simak jadwal bus Semarang-Solo]

Bus melaju kencang di jalan tol Tembalang. Di tengah perjalanan rupanya ibu-ibu yang duduk persis di belakang sopir curhat kepada kondektur bahwa dia membeli tiket dengan harga 2x lipat dari harga semestinya. 
Tiket bus Sugeng Rahayu PATAS
Menjelang cabang tol yang ke arah Ungaran Bawen, sopir berteriak kepada kondektur, "Lewat sing endi iki? Lurus wae" kata kondektur. Hahaha" saya tertawa dalam hati, mungkin sopir ini baru saja pegang jalur Surabaya-Semarang karena belum tahu rute secara baik.

Lepas tol Tembalang dan masuk terminal bayangan di Sukun, bus segera diserbu penumpang yang sudah menanti, tak lama kemudian bus penuh sesak bahkan beberapa orang penumpang terpaksa berdiri. Rupanya para penglajon jalur Solo-Semarang lebih memilih bus dari arah Surabaya seperti SR dan EKA karena tarif yang 5 ribu rupiah lebih murah dari bus reguler di jalur ini. [simak Digoyang habis-habisan SR Ekonomi AC Semarangan]

Bus melaju kencang dengan penuh sesak penumpang didalamnya. Sejam kemudian teman saya turun didepan terminal Bawen, tempatnya digantikan oleh ibu-ibu dengan anak kecil.

Saya tak menghiraukan karena kondisi badan yang kelelahan, bus melaju kencang di lalu lintas yang relatif sepi malam itu, saya sempat terjaga sesaat sebelum bus memasuki pos Tingkir Salatiga. Bus sempat menyalip truk bermuatan sepeda motor. Keduanya terlibat adu balap, namun bus yang saya tumpangi kesulitan untuk overtake dari sisi kiri karena sempitnya lebar jalan.

Tak lama berselang truk panjang tersebut berhasil di overtake dengan cantik, bus melaju dengan kencang hingga terminal Boyolali. Terasa dari gocekan driver yang lumayan lihai, halus dan berkelas tanpa terasa saat kaki menjejak rem dan kopling. [Skills driver SR tak kalah dengan Lewis Hamilton] 

Bersambung ke bagian 2................


Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda