Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SEJENAK REHAT DI MAKAM "GUS DUR"

Makam Gus Dur di komplek Ponpes Tebu Ireng Jombang

Siapa yang tak kenal Gus Dur,  beliau adalah Presiden RI ke 4 yang kini sudah wafat. Sebagai bagian dari pesantren Tebu Ireng dan juga cucu dari KH Hasyim Asyhari pendiri NU,  maka makam beliau ditempatkan didalam area pemakaman ponpes Tebu Ireng bersama almarhum keluarga besarnya. 

Makam Gus Dur sendiri terdapat di daerah Diwek Jombang,  kurang lebih 1.5 jam perjalanan dari Surabaya tepatnya di lokasi Pondok Pesantren Tebu Ireng. Letaknya kurang lebih 5 kilometer ke arah Selatan dari stasiun Jombang. 

Daerah Jombang memang terkenal dengan kota santri karena banyak terdapat pondok pondok pesantren. Namun anehnya menurut teman yang istrinya kebetulan orang Jombang asli justru anak anak Jombang sendiri jarang sekali yang mondok di daerahnya.

Dari arah stasiun anda lurus saja ikuti jalanan,  dan sebelum memasuki pabrik gula Cukir, terdapat pesantren Tebu Ireng yang terletak di sisi kiri jalan. Begitu juga makam Gus Dur yang berada disisi sebelah kiri sebelum pondok.

Gang masuk ke makam Gus Dur

Dari sebuah gang sempit pinggir jalan ada banner kecil berlukiskan Ziarah Makam Gus Dur. Barusan saya dan Upik Abu serta krucil berhenti sejenak di tempat itu untuk sekedar ingin tahu pondok pesantren Tebu Ireng dan juga makam Gus Dur yang konon dikunjungi banyak peziarah.

Sayang sekali tidak terdapat tempat parkir mobil yang luas disekitarnya, ada lokasi parkir yang masuk kedalam gang disebelahnya namun saya belum sempat mencoba,  ada satu mobil yang parkir tepat dipinggir jalan depan gang pondok keluar,  segera saja saya tempati. Syukurlah jadi tak perlu jauh jauh mencari lokasi parkir. 

Gang kampung menuju makam
Masuk ke dalam gang banyak orang berjualan souvenir persis layaknya di makam Ampel Surabaya. Beberapa orang pengunjung nampak masuk dan keluar gang kecil itu.

Gang kecil berukuran lebar dua meter itu adalah gang kampung. Warga kampung itu memanfaatkan sebagian rumahnya untuk membuka lapak dagangan. Setelah beberapa puluh meter nampak petunjuk ke arah makam belok ke kanan kemudian berbelok lagi ke kiri, gang mulai melebar dan makin nampak banyak pedagang berjualan.


Setelah 50 meter ke depan nampak lokasi pesantren Tebu Ireng Jombang di sisi kiri gang. Sudah padat pengunjung rupanya siang itu,  seperti biasa pas di depan gerbang pondok banyak peziarah berfoto ria bersama-sama. Terdapat papan pengumuman bertuliskan Gerbang Ditutup untuk pengunjung dari jam 03.00-07.00 pagi dan 16.00-20.00 sore. Berarti jam buka wisata religi Ziarah Makam Gus Dur untuk pengunjung adalah mulai jam 7 pagi sampai jam 4 sore. 

Masuk ke dalam nampak di sisi kanan dan kiri terdapat kios kios pedagang dan toilet umum dan tempat berwudhu. Setelah 20 meter,  tepat di sisi kanan terdapat komplek pemakaman Tebu Ireng dimana terdapat makam Gus Dur dan keluarga besarnya. Terdapat gazebo yang cukup luas untuk menampung peziarah yang berdoa di depan makam. 


Juru kunci makam mengatakan makam Gus Dur adalah makam yang terdapat batu giok warna hijau sebagai nisannya. Batu giok itu berukuran besar tidak seperti batu perhiasan lainnya,  setidaknya berukuran 50x50 cm persegi.
Saya tak berlama-lama di tempat itu,  Upik Abu duduk sebentar menghantarkan doa untuk para almarhum. 

Saya hanya mengabadikan beberapa kali jepretan ke papan tempat nama nama orang orang yang dimakamkan disitu. Tak lupa makam Gus Dur saya juga jepret namun dari kejauhan. Karena ada rombongan peziarah yang memadati area pemakaman itu. 

Berlalu dari makam,  saya membeli kopiah berwarna hitam untuk perlengkapan sholat di rumah,  dan di luar kita juga bawa oleh oleh tahu kuning,  getuk pisang dan krupuk sebagai teman di sisa perjalanan balik ke Surabaya.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda