Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

5 Jam Digoyang Bus Sinar Mandiri Mulia Ekonomi Surabaya Semarang (bagian 1)

Bus Sinar Mandiri Mulia Ekonomi masuk terminal Bungurasih

Bukan salah siapa-siapa sebenarnya, malam itu saya sudah nongkrong di bypass Krian dekat pos Polisi jam 11 malam kurang. Namun karena ada perbaikan jalan tepat di perempatan sekitar traffic lights membuat lalu lintas agak semrawut.

Harjay Tulungagung ekonomi AC sempat melintas cepat di depan saya namun tak berhenti karena takut menunggu terlalu lama lampu hijau berikutnya. Beberapa menit kemudian ada pemuda tanggung yang diantar pacar atau istrinya datang beberapa meter di sebelah saya. Rupanya dia juga hendak ke Bungurasih setelah mengobrol sebentar dengan saya. 
Kita berdua akhirnya memutuskan pindah tempat di depan ruko baru di sisi sebelah kiri traffic light bypass Krian. 

Jam sudah menunjukkan 12 malam kurang beberapa menit,  gerimis kecil yang tadi sempat datang sudah mulai reda, tak nampak tanpa tanda bus Harjay atau Pelita Indah dari kejauhan.  SR, dan Mira hanya melintas di depan kita tanpa mau berbelas kasihan. Sejurus kemudian ada avanza warna hitam berhenti tepat di depan kita,  kaca depannya dibuka dan sang sopir berteriak, Bungur Mas?  Piro Pak sahut saya? Sepuluh ewu ae wong siji, ah tanpa pikir panjang kita berdua naik ke mobil yang masih kelihatan baru tersebut.


Kolase foto bus Sinar Mandiri Mulia

Rupanya gerimis datang lagi saat sampai di pertengahan bypass,  obrolan kecil pun terjadi. Ternyata mobil ini adalah taxi gelap yang biasa mangkal di terminal bus Bungurasih. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam,  ah pasti saya tak kebagian bus Patas Surabaya Semarang lewat Pantura. Pak tua pengemudi taxi gelap itu membawa mobilnya dengan santai sekali,  kondisi jalan yang agak licin ditambah penerangan jalan yang kurang memadai sepanjang jalan Krian,  Kletek membuatnya extra waspada akan kendaraan lain terutama motor. 

Jam 12 lewat beberapa menit akhirnya kita merapat ke terminal bus Bungurasih, teman dari bypass Krian terpaksa saya tinggal di belakang karena buru buru ke lajur 22 untuk melihat apakah bus Patas tersebut masih ada,  dan benar saja di gate yang hampir di ujung sebelah kanan itu tak nampak lagi ada bus ngetem,  ada beberapa orang yang nampaknya kru bus sedang ngobrol di ujung pojok. 

Sambil lalu saya tanyakan,  Mas bus Patas Semarang e entek tha?  Wah iyo Mas,  tas ae budhal! sahut satu dari mereka. Nek peyan kanti yo entenono sampai setengah 5 isuk, nek ora numpak bus ekonomi ae,  kuwi sebelah e bus EKA! tunjuknya.  Tanpa pikir panjang saya bergeser ke sisi kanan dari tempat sebelumnya,  dan benar saja nampak bus berwarna stripping hijau tepat di samping bus EKA,  didalamnya nampak sudah terisi banyak penumpang. 

Saya naik dari pintu belakang bus,  saya amati kondisi bus yang memprihatinkan, belum lagi ada penumpang yang merokok didalamnya. Saya akhirnya memilih kursi di bagian tengah dengan bangku tiga,  dengan harapan bus tak terlalu penuh di sisa perjalanan sehingga bisa menyisakan cukup ruang gerak. 

Penumpang hampir penuh mengisi semua tempat duduk ketika bus perlahan meninggalkan lajurnya. Mesin HINO bus Sinar Mandiri Mulia utu meraung raung memecah keheningan malam. Bersambung...... (bagian 2)

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda